Minggu, 08 Februari 2009

PEJUANG SEJATI (PUISI TEGAR)

Idrus Arsyad (Kembali Menulis)

Baru saja dia merasa lega
Terbebas dari satu kesulitan
Baru saja dia berucap syukur
Hendak bangkit dari sajadah
Ketika kabar puting beliung berdesing

Anak panah menancap lagi dipelipisnya
Gemuruh longsor mengoyak jantungnnya
Tulang belulangnya tak kuasa menahan
Ambruklah dia dalam keresahan yang mencekam
Dia kembali harus siap untuk bertarung

Tertahan umpatan dengan gigi menggeram
Terhempas tubuhnya dalam rasa tak puas
Air mata kesedihan mulai keruh lagi
Bentengnya goyah dan mulai retak lagi
Mulutnya lemah berucap, dimanakah adilnya?

Tiada tempat untuk besembunyi
Walau hanya sekejap untuk tenang
Dia siap dan tabah pada nasibnya
Buruk prasangka dia tinggalkan
Tersadar makna dibalik ujiannya

Dia kembali bangkit dengan kuda putihnya
Dia menerjang puting beliung dengan ketenangan
Dia menahan bentengnya dengan keyakinannya
Dia tancapkan tombak imannya sedalam relung hatinya
Dia ridho kepada Tuhannya dengan bendera kesabarannya
Dia kembali berperang untuk sebuah makna yang dijanjikan
Bertahanlah dan kuatlah wahai pejuang sejatiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TANGGAPAN PEMBACA