Jumat, 13 Februari 2009

Aku Menasehati Diriku (Ingin Sukses dan Selamat)

Yang namanya berusaha yaitu mengerahkan seluru potensi yang dimiliki untuk mencapai tujuan. Begitu kali ya? Namun tidak sedikit yang pada akhirnya menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Bahkan tidak jarang manusia menjadi kecewa karena meski telah mengerahkan seluruh kemampuannya alias seluruh potensinya, tetapi hasil yang dicapai tidak juga maksimal bahkan kadang justru usahanya itu menambah penderitaannya.Mengapa begitu ya? dan kenapa hal ini selalu terjadi dan bisa menimpa siapa saja.?
Walau ini merupakan kenyataan yang ada dalam kehidupan kita, namun sampai sekarang tidak ada yang bisa memastikan apa sesungguhnya penyebab dari fenomena ini. Kalaupun ada yang bisa mengatakan bahwa penyebabnya karena kita berusaha tidak didukung oleh perencanaan yang baik, dan berbagai alasan lainnya, hingga kegagalan diidentikkan dengan soal keyakinan seseorang, seperti tidak syukur, kurang ikhlas dan banyak berdosa, dll sebagainya. Akan tetapi pada kenyataannya banyak orang yang berhasil itu tidak didukung oleh perencanaan yang baik atau praktek manajemen yang sehat. Begitupula banyak orang berhasil meski dia tidak pernah bersyukur, tidak ikhlas dan banyak berbuat Dosa. Jadi apa sesungguhnya? Sesungguhnya adalah bahwa setiap manusia dalam setiap tindakannya selalu mengharap yang terbaik, tidak hanya dalam berusaha memperbaiki kehidupan ekonomi tetapi dalam segala hal kita selalu meinginkan yang terbaik menurut versi kita atau versi suatu kelompok. Namun karena untuk membuat manusia itu menjadi rahmatan lilalamin maka tidak semua manusia harus sukses sesuai dengan kehendaknya, karena jika demikian maka manusia itu bukan lagi rahmat bagi alam ini. Karena komponen alam ini juga memiliki perbedaan dan kharasteristik tersendiri. Coba bayangkan jika semua manusia yang berusaha dalam tambang mendapat kesuksesan maka tentu benda yang ditambang akan cepat habis,berarti kan bisa terjadi ketidakseimbangan. Anda bisa bayangkan kalau seluruh alam ini dikeruk, gunung diledakkan dengan granit, kan berbahaya bro. jadi Allah itu sudah memilih siapa saja jadi penambang, siapa jadi satpam, siapa jadi petani dll sebagainya agar tercipta suatu bentuk kehidupan yang tidak monoton. Disitulah peran agama diturunkan agar manusia itu belajar, saling menghargai, tidak memaksakan kehendak dll, agar tercipta suatu bentuk kehidupan yang universal.Jadi kalau begitu bro, sebenarnya kegagalan yang biasa terjadi pada itu karena kita tidak perna tahu bahwa sesungguhnya apakah yang kita usahakan ini merupakan sukses kita saat ini, ataukah bukan, ataukah nanti. Karena suskses hanya akan terjadi pada kita ketika segala variabel dan faktor pendukung kesuksesan itu telah terdapat pada diri anda. dan bagaimana variable itu bisa kita miliki? ya lewat"
Niat yang baik/
Tekun belajar teorinya,
Sabar dalam ujicoba,
Ikhlas dalam aplikasinya,
Berdoa agar Allah menolong anda.

Sesunnguhnya saya sedang menasehati diri saya sendiri, karena saya sedang merasa kurang beruntung akhir2 ini dan saya mungkin baru saja mengecewakan orang lain. Tetapi sesungguhnya saya tidak mau berbuat begitu.

Rabu, 11 Februari 2009

MEMBURU MAKNA (PUISI TEGAR)

Idrus Arsyad (Kembali Menulis)

Aku menunggu di tepian tak terbatas
Duduk bersimpuh dengan lirih bermohon
Membayang impian menjadi kenyataan
Cucuran air mata jatuh basah ditangan

Waktu kian semakin sempit
Berjuta tanya ingin menguak fakta
Namun jawaban pasti tak kunjung pula
Mungkinkah isyarat adalah petunjuk

Tabir itu belum terkoyak sedikitpun
Munajat tak mampu mengubah dinginya malam
Istikhara tak kuasa mendesak kebutuhan
Rintih Dhuha belum mencerahkan matahari

Dengan bertahan kuharap pertolongan
Dengan penantian kuharap kesabaran
Dengan percaya kugantung harapan
Dengan makna aku telah ridho

Engkau tak akan menyia-nyiakan aku.

Senin, 09 Februari 2009

1 Cerpen Tua.


Setelah mencari dan bongkar sana sini, akhirnya 1 buah cerpen yang di tulis 1989 ditemukan juga walaupun itu hanya fotocopy saja. Cerpen tua yang sudah berumur 20 th, tetapi paling tidak itu ada suatu bukti bahwa suasana hati dan alat pendukung sangat punya peran penting dalam mendorong saya untuk kembali menulis. Mudah2an bakat ini seterusnya dapat diexplore kembali, setelah sekian lama kegiatan seni dan sastra ini jauh dari kehidupan saya.

Minggu, 08 Februari 2009

PEJUANG SEJATI (PUISI TEGAR)

Idrus Arsyad (Kembali Menulis)

Baru saja dia merasa lega
Terbebas dari satu kesulitan
Baru saja dia berucap syukur
Hendak bangkit dari sajadah
Ketika kabar puting beliung berdesing

Anak panah menancap lagi dipelipisnya
Gemuruh longsor mengoyak jantungnnya
Tulang belulangnya tak kuasa menahan
Ambruklah dia dalam keresahan yang mencekam
Dia kembali harus siap untuk bertarung

Tertahan umpatan dengan gigi menggeram
Terhempas tubuhnya dalam rasa tak puas
Air mata kesedihan mulai keruh lagi
Bentengnya goyah dan mulai retak lagi
Mulutnya lemah berucap, dimanakah adilnya?

Tiada tempat untuk besembunyi
Walau hanya sekejap untuk tenang
Dia siap dan tabah pada nasibnya
Buruk prasangka dia tinggalkan
Tersadar makna dibalik ujiannya

Dia kembali bangkit dengan kuda putihnya
Dia menerjang puting beliung dengan ketenangan
Dia menahan bentengnya dengan keyakinannya
Dia tancapkan tombak imannya sedalam relung hatinya
Dia ridho kepada Tuhannya dengan bendera kesabarannya
Dia kembali berperang untuk sebuah makna yang dijanjikan
Bertahanlah dan kuatlah wahai pejuang sejatiku.

Modal Sabar dan Tawakkal (Enterpreneur)

Pada awalnya terjun ke dunia properti adalah sesuatu hal yang tidak pernah direncanakan dengan matang. Saya sangat menyadari akan kemampuan saya sebagai orang yang bukan berasal dari keluarga kaya, sehingga keinginan terjun kedunia ini seperti dalam pepatah "Bagai punguk merindukan bulan". Darimana modalnya? Tetapi begitulah ketika keinginan dan prasangka baik kepada Allah swt dipadukan maka Insya Allah segala yang tidak mungkin akan menjadi mungkin. Walaupun dalam etape awal kesulitan yang mendera begitu menyakitkan dan sangat menakutkan. Namun adakah yang tidak mungkin bagi yang memiliki alam ini? Tidak Ada.

Percayakah anda bila saya mengatakan bahwa dalam 1,5 th saya telah membangun dan sekaligus menjual 13 unit rmh dg harga 235 jt s/d 650 jt per unit? yang modal pembebasan lahannya dan biaya membangunnya bukan dari uang saya, tetapi pada kenyataannya bangunan tersebut adalah milik saya. Dan tahukah anda bahwa seluruh modal usaha itu kembali berikut dengan keuntungan yang luar biasa. Dan tahukah anda bahwa keuntungan yang semestinya saya peroleh dirampas orang dengan cara dzalim tetapi saya tidak pernah melakukan tindakan balas dendam meski itu sangat menyakitkan?

LA TAHZAN JANGAN BERSEDIH (PUISI TEGAR)

Idrus Arsyad (Kembali Menulis)

Lemas tak berdaya terasa di tubuh ini
Kepala sumpek dengan pikiran kacau
Tulang terasa ngilu disekujur sendi
Telinga terasa panas matapun terasa berat
Apakah ini yang dinamakan stress...?

Berjuta tangis terkurung dalam benak
Seakan tak ada lagi senyum dikenal
Ambisi membara hendak meledak didada
Seakan tak ada lagi kesejukan dikenal
Segala angan tak kuasa juga terwujud

Rintihan dan keluhan berdesis dalam lamunan
Segala keliru dan lalai saling menyalahkan
Rasa sesalpun menyeruak hendak berteriak
Lampias kecewapun ingin menghantam apa saja
Jika bukan takut aku akan mati saja.

Nasehat tegarkan aku dalam kesendirian
Biar kutanam dalam hati dengan ikhlas
Maka peganglah ini duhai hamba yang sedih

Percayalah dalam bingung,ada petunjuk
Percayalah dalam sempit, ada kecukupan
Percayalah dalam sulit, ada kemudahan
Percayalah akhirnya lebih baik dari awalnya
Maka kembalilah manusia pada Yang menciptakannya.

Sabtu, 07 Februari 2009

HARAP CEMAS PASTI DATANG (PUISI TEGAR)

Idrus Arsyad(kembali menulis)

Kemana harus bertanya
Bagaimana itu terjawab
Adakah hasrat didengarkan
Apakah diri terabaikan
Mungkinkah jiwa terpidana


Cemas dan harap bertaruh
Bimbang dan yakin berperang
Nafsu dan sabar bertengkar
Hayal dan Nyata bertentang
Jazad tergolek lemas tak berpihak

Duhai, hamba yang malang
Daya apa yang engkau miliki
Kuasa mana yang kau pegang
Sekuat apa engkau bertahan
Saatnya tiba, doa telah terkabul.